Pusaka keris nogo sosro menurut keyakinan sebagian masyarakat jawa dan masih terjaga sampai saat ini, seorang petinggi kerajaan tidak akan langgeng mendiami kursinya apabila tanpa didukung piandel serta pusaka-pusaka dengan khasiat dan fungsi yang ampuh. sejauh mana bukti dari keyakinan ini? bagi mayoritas masyarakat di indonesia, khususnya jawa, ini bukan keadaan abnormal lagi. keyakinan yang tidak diketahui asal usulnya itu menjadi sesuatu keharusan untuk setiap pemimpin apabila tidak mau tahtanya lekas jatuh. yang tentu, ini enggak cuma sejarah para raja serta baginda di era kemudian, tapi para elit ketatanegaraan kini juga lagi melimpah yang menyakini daya alias afwah pusaka-pusaka ajaib atas beragam bentuknya. Ada yang beranggapan, kalau peninggalan pusaka yang mendukung melenggangkan kekuasaan kepala negara adalah kegunaan keris nogo sosro dan sabuk inten kecil di tanah jawa, yang digambarkan dapat melalap alam kahyangan apabila beliau berkecamuk. tidak bingung, biar kurun telah sedigital ini lagi banyak politikus yang hadir ke individu cerdas untuk berburu peninggalan ini atas biaya, kondisi, serta risiko apapun. terlebih, terdapat yang berani membeli dengan harga miliaran rupiah, akan tetapi faktanya, tidak gampang buat mendapatkan peninggalan dan cara menggunakan keris nogo sosro yang asli. keris ini konsisten misterius keberadaannya. keris nagasasra benar ada kerangka belakang ketatanegaraan yang lekat, terpenting dalam hubungannya atas alternasi kepemimpinan kerajaan demak bintoro di era dahulu. dalam riwayatnya, keris nogososro adalah antaran dari sultan trenggono buat memastikan calon penggantinya. karena terdapat sanak keluarga dinasti rumpun yang dipandang ada daya serta keberterimaan yang serupa buat mendiami bangku kepemimpinan sehabis beliau wafat. dalam asal usul dinyatakan kalau dua keluarga kerajaan demak yang ada angin buat jadi atasan sesudah sultan trenggono ialah keluarga sidolepen yang dimulai sama aryo penangsang, dan keluarga trenggono berakar dari kasus itu, sehingga para orang tua menasihati pada baginda trenggono buat membeli keris nogososro, selaku peninggalan harapan sekalian selaku media kejuaraan, yang kurang lebih bermuatan siapa yang bisa menggenggam alias memiliki keris itu, dialah yang berkuasa menduduki tahta. nyatanya kejuaraan itu dimenangkan sama joko tingkir alias hadiwijoyo, anak ambil baginda trenggono. dari ketika itu, cara merawat keris nogo sosro jadi babad masyarakat. berdasarkan babad, peninggalan ini luang luput dari istana dan jadi rebutan para cempiang tanah jawa. dampak luput keris nogososro pada durasi itu di semua negara demak bintoro guncang. lantaran, kraton cemas peninggalan yang amat efektif itu jatuh ke lengan orang yang enggak bertanggungjawab. akan tetapi untungnya, berdasarkan usaha salah seorang punggawa negara demak yang kondang ajaib dan adib adiluhung, peninggalan itu bisa ditemui balik. orang yang berjasa agung itu berjulukan mahesa jenar, yang adalah ahli seperguruan kebo kenongo alias ki ageng pengging, sekalian anak buah kinasih pangeran hanyaningrat. dalam satu babad, peninggalan nagasasra kebanyakan senantiasa disandingkan atas dua keris lagi ialah, ban inten dan sengkelat, ban inten buat perbawa, lagi sengkelat buat kamukten. akan tetapi dari sekian keris yang terdapat, manfaat keris nogo sosro tidak terdapat yang bisa menandinginya. atas sawabnya, kekuatan peninggalan yang lain bisa tergencet, terlebih luput serupa sekali. asal ajakan keris nogo sosro, diriwayatkan keris nogo sosro terbuat sama hulu supo mandrani, yang berjiwa pada kurun negara majapahit. tapi model lain menuturkan kalau peninggalan ini, seperti atas namanya, terwujud dari lidah sesosok insan berupa i beludak dragon yang amat ajaib. namanya, nogososro. maka, pada kurun dulu, seorang adam ajaib ampuh berjulukan manggir melambung memakai selembar karpet ambal meninggalkan tanah kelahirannya dari baqhdad. beliau berencana melaksanakan ekspedisi menuju satu buah pulau yang dibuat dari reruntuhan gunung himalaya dan berbentuk serupa naga . pulau itu tidak lain dan tidak enggak ialah pulau jawa. kehadiran manggir di pulau jawa berbarengan atas turunnya arca al-atha dari india. kehadiran arca ini diiringi gegana kemupus dan faksi orang yang memujanya. dan berbarengan juga atas itu, berlangsung insiden alam ialah eklips baskara keseluruhan. sehabis sebagian lamban bercokol di pulau jawa, manggir dihadapkan pada sesuatu bukti kalau di lokasi yang anyar ini ada melimpah sekali gunung berkobar, yang bila aja dapat meletus dan melenyapkan penduduknya. karna itulah manggir beragan buat melaksanakan bertapa brata, dengan tujuan mengademkan gunung berkobar yang terdapat di pulau ini. saya bakal pergi ke salah satu gunung berkobar di pulau ini buat berkhalwat. apabila andaikan terdapat keturunanku yang mau berjumpa, perintah beliau mencariku ke situ, catatan manggir pada istri raja perangin angin, isterinya. seorang juga tidak terdapat yang memahami, di gunung berkobar yang mana sesungguhnya manggir berkhalwat. penyebab di tanah jawa ini, gunung berkobar terdapat puluhan jumlahnya. karna itu, sampai masa ini konsisten misterius. dikisahkan, manggir berkhalwat hingga ratusan tahun lamanva hingga mimpikan, beliau bisa mengantarkan rohnya buat sesekali menemani isterinya, sehingga suatu kala, istri raja perangin-angin berisi. bila suamiku memiliki gunung dan darat, sebaliknya saya administrator laut selatan, hendaknya anakku berdaulat berdasarkan keduanya, berkah istri raja pada sesuatu hari dengan mengelus-elus perutnya yang lagi berbadan dua agung. karna merasa amat malu, manggir berat ekor melegalkan nogososro selaku buah hatinya. akan tetapi beliau enggak dengan cara berterus terang menerangkan keadaan itu, tetapi atas satu buah akal. disuruhnya nogososro membelitkan badannya ke sekitar gunung tempatnya berkhalwat. atas catatan, bila ekornya dapat mengawai kepalanya, sehingga beliau bakal diakui selaku buah hatinya. faktanya, kepala dan akhir nogososro enggak dapat saling mengawai, walaupun sebahagian badannya sudah masuk ke dalam gunung karna kuatnya beliau melingkari. dengan melimpahkan air mata, nogosoro kemudian menganjurkan lidahnya biar bisa mendekati akhir. usahanya ini sukses. tapi manggir enggak dapat menadah bukti itu. beliau berpendapat kalau nogososro telah melakukan bengkok. manggir mencabut kerisnya, setelah itu menebang lidah buah hatinya. apa yang berlangsung? benar luar lazim! lidah nogososro yang terpenggal melontarkan api serupa cemeti dewa yang amat azmat. mendadak pulau jawa bergoncang atas hebatnya. akhirnya, komponen timur pulau jawa terpenggal-penggal jadi pulau-pulau minim. dan pulau jawa yang tadinya berupa mendekati seekor i beludak dragon, masa ini beralih jadi serupa gembong. seperjalanan atas itu, nogososro yang sangat kaget atas aksi bapaknya yang sudah menyudahi lidahnya, bersama merta mencengkeram lereng gunung sekuat-kuatnya dengan membekukan kemarahan dan rasa sakit. akhirnya, gunung lokasi manggir melaksanakan tapabrata meletus dengan teramat azmat. sedemikian itu dahsyatnya dentuman itu sehingga semua klimaks gunung bersama dasarnya terlempar ke laut selatan, dan bolongan bekasnya setelah itu terisi air laut, membangun satu buah teluk atas daya lebih dari 5 kilometer. teluk itu yang setelah itu diketahui atas julukan teluk bandar istri raja. selagi itu manggir dan nogososro, keduanya luang terpelanting ke angkasa. namun karna aji-aji mereka tidak terdapat yang mendapati cidera dan jika sedikitpun. walaupun begitu, karna mereka cair bersama-sama awan panas dan batu, masa ini badan aba dan anak itu beralih bangun dengan cara keseluruhan. manggir rnenjelma jadi arca batu, yang sering-kali beralih lokasi dari satu gunung ke gunung yang lain. selagi itu, nogososro yang tubuhnya amat agung dan jauh, jadi dragon batu yang terbabar sampai ketika ini. begitu juga tangannya yang mencengkeram gunung berkobar lokasi manggir bertapa, hingga kini masih dapat diamati. atas adanya peralihan bangun tersebut, ancaman dari lengan kanan nogososro benar sudah berselang. tapi ancaman dari lidahnya yang terpenggal, masih mempengaruhi orang hingga ketika ini. kabarnya, lidah yang buntung itu turun bersama-sama cemeti dewa liwe muser, lokasi pertemuan lima buah bengawan. akibatnya di lokasi itu rnenjelma ceruk yang dalamnya mendekati lima baur ampel lebih. selagi tanah disekitar bengawan rekah-rekah, membangun lima buah goa. di lokasi itulah lidah nogososro berubah jadi sebilah keris berupa lidah dragon, dibuat dari metal yang enggak diketahui sama siapapun. buat menenteramkan lidah nogososro, manggir yang masih berkhalwat di berdasarkan belakang buah hatinya yang sudah menjadi gunung batu di bandar istri raja, lalu menaikkan berkah. beliau berambisi senantiasa terdapat orang yang mengiring jalannya lidah tersebut. dan bisa menghentikan akibat-akibat jelek yang ditimbulkannya. tutur seorang sidik pandai, apabila suatu ketika anda melaksanakan liburan ke pelabuhan istri raja, janganlah kurang ingat melihat ke puncak gunung jayanti. tuturnya, itu sebenarnya ialah kepala nogososro. apabila ahli akarasa mau memandang lengan kanan si dragon, dapat hadir ke goa gedong merjan halaman srimegan dari patugurun. akan halnya lokasi putusnya lidah nogososro luk 13, persisnya di bengawan cimandiri kini, di sesuatu lokasi yang dikenal bagbagan. dari kedua model cerita di berdasarkan, atas asal-usul keris nogososro tertua, manakah yang betul? entahlah! yang nyata, peninggalan nogososro sampai kini melimpah dikejar orang dengan harga tinggi, terpenting para administratur. tapi, pasti aja tidak acak orang yang bisa memilikinya. terlebih kabarnya, peninggalan ini hanya dapat diperoleh sama mereka yang amat berjodoh buat memilikinya. Ular naga mini selaku mahluk yang ada karma bagus dan sudah mendekati pembinaan kehidupan kebatinan babak definit, karna mereka sudah melatih pembinaan kebatinan yang amat lamban. pendapatan kebatinan yang lamban ini melahirkan suku dragon mencapai bantuan dan domisili yang agung. pendapatan dan karma bagus yang dipunya suku dragon, melahirkan melimpah dragon yang memperoleh giliran buat mengabdikan dirinya dengan cara langsung selaku ajudan dan beking buddha, bhodisatva, dan para mahluk bersih lainnya. kerap anda memandang ilustrasi bodhisatva kwan-im lagi berdiri diatas dragon yang mengantarkan kemana si betari pergi. Naga runting ada beragam bagai suku bangsa yang berbeda-beda, dan tiap suku bangsa terbelah dalam dua kelamin ialah adam dan perempuan. dimana dragon adam ada cula yang melabu dibagian atasnya, tapi dragon perempuan ada cula yang lebih langsing dan terkadang berkurang dibagian atasnya. tidak cuma itu dragon adam ada janggut yang bersinar-sinar serupa dur di dagu dan pada lehernya. dan dragon perempuan bakal kelihatan berlainan pada rupa hidungnya, yang lebih lurus. dagu dan lehernya enggak ada janggut.
KerisNogo Sosro Joyo Ningrat menjadi salah satu benda pusaka yang paling banyak di cari oleh kalangan pejabat. Karena diyakini energinya berpotensi menjadikan pemilikinya mencapai kejayaan, kesejahteraan, kebahagiaan, tahta (jabatan), serta kelancaran rezeki. Pusaka ini sangat kental dengan sejarah kepemimpinan kerajaan Demak, memiliki hubungan politis yang sangat kental. Sehingga tak ayal Kegunaan Keris Nogo Sosro Sabuk Inten Tertua AsliKeris pusaka nogo sosro luk 13 ini bertahtakan emas. Dihasilkan pada jaman kerajaan Majapahit, masa pemerintahan Prabu Brawijaya V 1466 – 1478. Pembuatnya yaitu Pangeran Mpu Sedayu Mpu Supa Mendagri/Mpu Pitrang. Sang mpu yang sudah sukses menunaikan tugas untuk membawa kembali keris Kyai Ageng Puworo atau Kyai Sengkelat, menerima penghargaan berupa sebuah tanah perdikan di daerah pesisir utara Gresik yang kemudian dikenal kemudian hari sebagai daerah bernama Sedayu. Juga menerima gelar kebangsawanan Pangeran yang berasal dari Sedayu Pangeran Sedayu beserta seorang Puteri Nogo Sosro yaitu Pusaka milik kerajaan majapahit, Pusaka keris nogo sosro sabuk inten ini tenar sungguh-sungguh ampuh dan sakti yang mempunyai khodam bernama Kyai Nogo Sosro ini, juga mempunyai khasiat dan kegunaan keris nogo sosro sebagai berikut Pembawa berkah Kerezekian Kewibawaan KeselamatanSejarah Keris Pusaka Keris Nogo SosroKeris Pusaka Luk 13 Keris Nogo Sosro ini bertahtakan warna emas, dibuat pada zaman kerajaan Majapahit, masa pemerintahan Prabu Brawijaya V 1466-1478.Pembuat Keris Nogo Sosro yaitu Pangeran Mpu Sedayu Mpu supa Mendagri atau Mpu Pitrang.Sang Mpu yang sudah sukses menunaikan tugas untuk membawa kembali keris Kyai Ageng Puworo atau Kyai Sengkelat, menerima penghargaan berupa sebuah tanah perdikan di daerah pesisir utara Gresik yang kemudian dikenal sebagai daerah bernama Sedayu. Juga menerima gelar kebangsawanan Pangeran yang berasal dari sedayu Pangeran Sedayu beserta seorang Puteri telik sandi Kerajaan Majapahit, sang Adipati Blambangan bermaksud mengadakan pemberontakan kepada kerajaan Majapahit. Maka untuk menumpas pemberontak yang mungkin sewaktu-waktu menyerbu ke kota Raja, Sang Prabu sudah menyiapkan daya tandingan dengan Keris Semar Mesem yang sangat Mpu juga dikerahkan untuk membuat bermacam variasi senjata perang yang dipimpin salah satunya mustika Kol Buntet Oleh Mpu Domas. Sang Prabu juga minta kepada Mpu Supa agar dibuatkan sebilah keris bertuah yang dapat meredam 1000 variasi bencana yang dapat terjadi di Mpu pun memohon kepada Ilahi Ilahi Ilahi Ilahi, dan dia menerima petunjuk beruapa gambaran wujud sebilah keris dengan dapur Nogo Naga yang mempunyai 1000 sisik. Maka dibuatlah sebilah keris Pusaka Nogo Sosro dengan 1000 sisik bertahtakan emas dengan luk Naga tidak bermahkota, Luk menganggah pada gandik, tubuhnya melenggok mencontoh jumlah belahan luk, Ekor naga yang ujungnya terdapat wujud bupu terletak pada ujung keris. Keris Nogo Sosro yang mempunyai 1000 sisik emas dan bersabuk Intan Berlian ini mempunyai Khasiat untuk meredam seribu bencana dari bermacam penjuru wilayah hati Sang Prabu dan akibatnya keris itu juga menjadi salah satu Keris pusaka satu satunya kerajaan Majapahit.Contohkeris nogo sosro milik komunitas lar gangsir, komunitas pecinta. Cek harga terbaik sekarang hanya di biggo! Perbedaan Keris Nogo Sosro Dan Nogo Rojo - Khasiat Keris Nogo Sosro Youtube : Keris pusaka naga sasra nogo sosro siluman antik kuno langka sepuh nogososro nagasasra nogorojo .. Pusaka bertuah keris nogo rojo merupakan salah satu
Dunia Keris – Menurut kepercayaan sebahagian orang Jawa dan masih lestari hingga kini, seorang pemimpin tidak akan bertenaga menduduki kursinya bila tanpa didukung piandel dan pusaka-pusaka sakti. Sejauh mana kebenaran dari kepercayaan ini? Bagi kebanyakan masyarakat di Indonesia, khususnya Jawa, ini bukan hal aneh lagi. Kepercayaan yg tidak diketahui sejak kapan berlaku itu dianggap suatu keharusan bagi setiap pemimpin bila tidak ingin tahtanya segera jatuh. Yang sempurna, ini bukan hanya cerita para raja dan sultan di masa kemudian, tetapi para elit politik sekarang pun masih poly yg mempercayai kekuatan atau tuah pusaka-pusaka sakti dengan poly sekali bentuknya. Ada yg meyakini, bahwa pusaka tersakti yg dapat membantu melenggangkan kekuasaan setingkat pimpinan negara atau presiden artinya Keris Nogososro Keris sakti di Tanah Jawa, yg digambarkan dapat menaklukkan jagat kahyangan bila dia mengamuk. Tak heran, meski zaman sudah sedigital ini masihbanyak politikus yg datang ke orang pandai demi memburu pusaka ini dengan porto, kondisi, dan resiko apapun. Bahkan, terdapat yg berani membeli dengan harga miliaran rupiah atau menukar dengan berkilo-kilo gram emas, tetapi kenyataannya, tidak mudah untuk menemukan pusaka keris Nogososro yg orisinal. Keris ini tetap misterius keberadaannya. Keris Nogososro memang memiliki latar belakang politik yg kental, terutama dalam hubungannya dengan suksesi kepemimpinan kesultanan Demak Bintoro di masa riwayatnya,keris Nogososro adalah pesanan dari Sultan Trenggono untuk menentukan calon penggantinya. Karena terdapat trah keturunan yg dipandang memiliki kapabilitas dan akseptabilitas yg sama untuk menduduki kursi kepemimpinan selesainya dia wafat. Dalam sejarah dinyatakan bahwa dua trah kesultanan Demak yg memiliki peluang untuk menjadi pemimpin pasca Sultan Trenggono yakni trah Sidolepen yg diawali sang Aryo Penangsang, dan trah Trenggono. Kedua trah tersebut sesungguhnya artinya masih bersaudara. Berawal dari dilema itu, maka para wali mengusulkan kepada Sultan Trenggono untuk memesan keris Nogososro, menjadi pusaka andalan sekaligus menjadi media sayembara, yg kira-kira berisi "Siapa yg bisa memegang atau menguasai keris tersebut, dialah yg berhak menduduki tahta." Kyai Margopati Keris Paling Haus Darah Sepanjang Sejarah Ternyata sayembara itu dimenangkan sang Joko Tingkir atau Hadiwijoyo, anak angkat Sultan Trenggono. Sejak waktu itu, keris Nogososro menjadi legenda masyarakat. Menurut riwayat, pusaka ini sempat hilang dari keraton dan menjadi rebutan para pendekar Tanah Jawa. Akibat hilang keris Nogososro pada waktu itu di seluruh kerajaan Demak Bintoro goncang. Pasalnya, kraton khawatir pusaka yg sangat digdaya itu jatuh ke tangan orang yg tidak bertanggungjawab. Namun untungnya, atas upaya salah seorang punggawa kerajaan Demak yg terkenal sakti dan berbudi luhur, pusaka tersebut dapat ditemukan pergi. Orang yg berjasa besar itu bernama Mahesa Jenar, yg adalah saudara seperguruan Kebo Kenongo atau Ki Ageng Pengging, sekaligus murid kinasih pangeran satu riwayat, pusaka Nogososro biasanya selalu disandingkan dengan dua keris lagi yakni, Sabuk Inten dan Sengkelat, Sabuk Inten untuk kewibawaan, sedang Sengkelat untuk kamukten. Namun dari sekian keris yg terdapat, keampuhan Nogososro tidak terdapat yg bisa menandinginya. Dengan sawabnya, keampuhan pusaka yg lain dapat tertindih, bahkan hilang sama sekali. Asal usul Keris Nogososro, diriwayatkankeris Nogososro didesain sang Empu Supo Mandrani, yg hidup pada zaman kerajaan Majapahit. Tetapi versi lain menjelaskan bahwa pusaka ini, berdasarkan dengan namanya, tercipta dari lidah sesosok makhluk berbentuk ular naga yg sangat sakti. Namanya, Nogososro. Alkisah, Pada zaman dahulu, seorang lelaki sakti mandraguna bernama Manggir terbang memakai selembar tikar permadani meninggalkan tanah kelahirannya dari Baqhdad. Dia berniat melakukan perjalanan menuju sebuah pulau yg terbuat dari reruntuhan gunung Himalaya dan berbentuk mirip naga. Pulau tersebut tidak lain dan tidak bukan artinya pulau Jawa. Kedatangan Manggir di pulau Jawa bersamaan dengan turunnya patung Al-Atha dari India. Kedatangan patung ini diiringi awan kemupus dan grup orang yg memujanya. Dan bersamaan juga dengan itu, terjadi peristiwa alam yaitu gerhana matahari total. Setelah beberapa lama tinggal di pulau Jawa, Manggir dihadapkan pada suatu kenyataan bahwa di daerah yg baru ini masih terdapat poly sekali gunung berapi, yg kapan saja dapat meletus dan membinasakan penduduknya. Karena itulah Manggir bermaksud untuk melakukan tapa brata, dengan tujuan mendinginkan gunung berapi yg terdapat di pulau ini. "Aku akan pergi ke salah satu gunung berapi di pulau ini untuk bertapa. Jila sekiranya terdapat keturunanku yg ingin bertemu, suruh dia mencariku ke sana," pesan Manggir kepada Ratu Perangin angin, isterinya. Seorang pun tidak terdapat yg mengetahui, di gunung berapi yg mana sebenarnya Manggir bertapa. Sebab di tanah Jawa ini, gunung berapi terdapat puluhan jumlahnya. Karena itu, hingga kini tetap misterius. Dikisahkan, Manggir bertapa hingga ratusan tahun lamanva hingga mimpikan, dia dapat mengirimkan rohnya untuk sekali waktu menggauli isterinya, menjadi akibatnya suatu ketika, Ratu Perangin-angin mengandung. "Jika suamiku menguasai gunung dan daratan, sedangkan aku penguasa Laut Selatan, semoga anakku berkuasa atas keduanya," doa Ratu pada suatu hari sembari mengelus-elus perutnya yg sedang hamil besar. Ketika lahir, ternyata anak yg dikandung Ratu bentuk fisiknya bak ular naga. Tak hanya itu, perkembangan tubuh si anak juga begitu cepat, menjadi akibatnya dalam waktu yg relatif singkat telah menjelma menjadi seekor naga super besar yg sangat ganas. Sesuai dengan keadaannya, si anak diberi nama Nogososro. Dikisahkan, jikalau Nogososro berjalan atau merayap, maka langkahnya menggetarkan permukaan bumi dan menyebabkan poly gunung terancam meletus. Sampailah pada suatu hari Nogososro bertanya kepada ibunya, "Hai lbuku, tunjukkan di mana gerangan ayahku berada? Mengapa aku tidak mirip manusia biasa, menjadi akibatnya tidak seorangpun makhluk yg mau berteman denganku? Aku akan mencari ayah dan meminta padanya supaya tubuhku dirubah mirip manusia biasa." Ratu Perangin-angin tidak dapat menjawab, karena dia sendiri merasa bahwa hal itu di luar kehendak dirinya. Dia sendiri tidak dapat menjelaskan di mana keberadaan ayah dari anaknya, karena dia tidak tahu di gunung mana suaminya bertapa. Karena jawaban sang bunda, akhirnya Nogososro dengan membawa perasaan yg sangat pilu, pergi mencari ayahnya. Setelah sekian lama mencari, akhirnya dia menemukan ayah yg dicarinya di sebuah gunung berapi di tepi pantai. Melihat sosok anaknya, Manggir terkejut bukan kepalang. Namun bersamaan dengan itu, tiba-tiba kini terbuka olehnya tentang siapa Ratu Perangin-angin sebenarnya. Wanita berparas jelita itu ternyata jelmaan dari Patung Al-Atha. Manggir baru menyadari bahwa telah merogoh langkah keliru, mencampurkan yg mistik dan yg kasar, dan yg putih dengan yg hitam. Dan yg terjadi kini artinya suatu ancaman baru bagi seluruh penduduk pulau Jawa di masa mendatang. Ya, Nogososro artinya sumber dari ancaman itu. Karena merasa sangat malu, Manggir enggan mengakui Nogososro menjadi anaknya. Namun dia tidak secara terang-terangan menyatakan hal itu, melainkan dengan sebuah taktik. Disuruhnya Nogososro melilitkan tubuhnya ke sekeliling gunung tempatnya bertapa. Dengan pesan, jikalau ekornya dapat menyentuh kepalanya, maka dia akan diakui menjadi anaknya. Kenyataannya, ketua dan ekor Nogososro tidak dapat saling menyentuh, meskipun sebahagian tubuhnya telah masuk ke dalam gunung karena kuatnya dia melilit. Sambil menitikkan air mata, Nogosoro kemudian menjulurkan lidahnya supaya dapat mencapai ekor. Usahanya ini berhasil. Tetapi Manggir tidak dapat mendapat kenyataan itu. Dia mengira bahwa Nogososro telah berbuat curang. Manggir mencabut kerisnya, kemudian membabat lidah anaknya. Apa yg terjadi? Sungguh luar biasa! Lidah Nogososro yg terputus mengeluarkan barah mirip petir yg sangat dahsyat. Seketika Pulau Jawa bergoncang dengan hebatnya. Akibatnya, bagian timur pulau Jawa terputus-putus menjadi pulau-pulau mini. Dan pulau Jawa yg tadinya berbentuk mirip seekor ular naga, kini berubah menjadi mirip harimau. Seiring dengan itu, Nogososro yg sangat terkejut dengan tindakan ayahnya yg telah memutuskan lidahnya, dan merta mencengkeram lereng gunung sekuat-kuatnya sembari menunda amarah dan rasa sakit. Akibatnya, gunung daerah Manggir melakukan tapabrata meletus dengan teramat dahsyat. Begitu dahsyatnya letusan tersebut menjadi akibatnya seluruh zenit gunung dan dasarnya terlempar ke Laut Selatan, dan lubang bekasnya kemudian terisi air bahari, menciptakan sebuah teluk dengan kedalaman lebih dari 5 km. Teluk itu yg kemudian dikenal dengan nama Teluk Pelabuhan Ratu. Sementara itu Manggir dan Nogososro, keduanya sempat terpental ke angkasa. Namun karena kesaktian mereka tidak terdapat yg mengalami cidera walau sedikitpun. Meskipun demikian, karena mereka lebur bersama lahar dan batu, kini tubuh ayah dan anak itu berubah wujud secara total. Manggir rnenjelma menjadi patung batu, yg terkadang berpindah daerah dari satu gunung ke gunung yg lain. Sementara itu, Nogososro yg tubuhnya sangat besar dan panjang, menjadi naga batu yg terbentang hingga waktu ini. Demikian juga tangannya yg mencengkeram gunung berapi daerah Manggir bertapa, hingga sekarang masih dapat dilihat. Dengan adanya perubahan wujud tersebut, bahaya dari tangan kanan Nogososro memang telah berlalu. Tetapi bahaya dari lidahnya yg terputus, masih mempengaruhi manusia hingga waktu ini. Konon, lidah yg putus tersebut turun bersama petir Liwe Muser, daerah pertemuan lima butir sungai. Akibatnya di daerah itu rnenjelma lubuk yg dalamnya mencapai lima btg bambu lebih. Sementara tanah disekitar sungai rekah-rekah, menciptakan lima butir goa. Di daerah itulah lidah Nogososro berubah menjadi sebilah keris berbentuk lidah naga, terbuat dari logam yg tidak dikenal sang siapapun. Untuk mengamankan lidah Nogososro, Manggir yg masih bertapa di atas punggung anaknya yg telah menjadi gunung batu di Pelabuhan Ratu, terus memanjatkan doa. Dia berharap selalu terdapat orang yg mengiring jalannya lidah tersebut. Dan dapat menghentikan implikasi-implikasi buruk yg ditimbulkannya. Kata seorang pakar supranatural, bila suatu waktu kita melakukan rekreasi ke Pelabuhan Ratu, jangan lupa memandang ke zenit gunung Jayanti. Katanya, itu sebenarnya artinya ketua Nogososro. Jila kerabat perkerisan ingin melihat tangan kanan sang naga, dapat datang ke Goa Gedong Manik Taman Srimegan dari Patugurun. Adapun daerah putusnya lidah Nogososro, tepat di Sungai Cimandiri sekarang, di suatu daerah yg disebut Bagbagan. Dari ke 2 versi kisah di atas, tentang asal-usul keris Nogososro, manakah yg betul? Entahlah! Yang kentara, pusaka Nogososro hingga sekarang poly diburu orang, terutama para pejabat. Tetapi, tentu saja tidak sembarang orang yg dapat memilikinya. Bahkan kabarnya, pusaka ini hanya dapat diperoleh sang mereka yg sungguh berjodoh untuk memilikinya. Bung Karno artinya tokoh yg disebut-sebut pernah memiliki keris Nogososro. Demikian juga halnya dengan Soeharto. Konon, mereka dapat memiliki keris sakti tersebut selesainya melakukan suatu ritual yg sangat berat. Benarkah kisah ini? Sekali lagi, semuanya masih menjadi teka-teki yg sulit dicarikan jawabannya. Maturnuwun- Belakangan ini sedang hangat pemberitaan tentang dikembalikannya Keris milik Pangeran Diponegoro dari Belanda. Tapi yang menjadi polemik dikalangan para pemerhati dan pecinta Tosan Aji adalah dhapur Keris yang dikembalikan tersebut ternyata berdhapur Nogo Sosro luk 11 kinatah emas kamarogan, bukan berdhapur Nogo Siluman. Padahal selama ini yang dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai Keris milik Pangeran Diponegoro yang selalu menyertai beliau dalam setiap pertempuran melawan penjajah adalah Keris Kyai Nogo Siluman, bukan Keris Nogo Sosro, apalagi warangkanya ladrang yang tidak lazim digunakan untuk berperang. Setiap pemilik Keris memang bisa memberikan gelar apa saja untuk Keris miliknya sebagai bentuk rasa sayang atau kebanggaan terhadap Kerisnya. Jadi syah-syah saja jika Keris berdhapur Nogo Sosro diberi gelar Kyai Nogo Siluman. Contoh lain dari gelar Keris yang tidak sama dengan dhapurnya adalah Keris Kyai Carubuk milik Kanjeng Sunan Kalijogo yang konon justru berdhapur Balebang. Tapi jika kita melihat dari sisi fungsi/tuahnya, antara Keris Nogo Siluman dengan Keris Nogo Sosro tentu sangat jauh berbeda karena dari tujuan awal dibuatnya memang sudah berbeda. Tapi pada artikel kali ini kita tidak akan membahas tentang apakah Keris yang dikembalikan dari Belanda itu benar-benar Keris milik Pangeran Diponegoro atau bukan, tapi hanya akan membahas tentang ciri-ciri fisik dan tuah dari Keris Nogo Sosro, Nogo Rojo dan Nogo Siluman. Secara fisik, antara Keris Nogo Sosro dan Keris Nogo Rojo memang sangat mirip, yaitu bagian gandiknya berupa ukiran kepala Naga memakai mahkota lengkap dengan badan yang menghiasi sepanjang bilah Keris mengikuti luknya sampai ujung bilah. Ilustrasi Keris Nogo Sosro Yang membedakan dari Keris Nogo Sosro dan Keris Nogo Rojo hanya pada bentuk mahkotanya saja. Keris Nogo Sosro memakai mahkota Narpati seperti ikat kepala, sedangkan Keris Nogo Rojo memakai mahkota Raja lebih tinggi. Dari segi tuah juga tidak jauh berbeda karena keduanya sama-sama memiliki tuah untuk wibawa kekuasaan dan pengayoman. Ilustrasi Keris Nogo Rojo Tapi jika bicara soal Keris Nogo Siluman, tentu dari bentuk fisik dan tuahnya sudah berbeda jauh dengan Keris Nogo Sosro dan Keris Nogo Rojo. Bagian gandik Keris Nogo Siluman juga berbentuk kepala Naga memakai mahkota, tapi hanya sebatas leher saja, sedangkan badannya menghilang menyatu dengan bilah Keris. Itulah kenapa dinamakan Nogo Siluman, yaitu Naga yang bisa menghilang atau tersamar. Ilustrasi Keris Nogo Siluman Nama Nogo Siluman atau Nogo Seluman tersebut juga merupakan gambaran dari tuah Keris ini yang bisa membuat pemiliknya tidak terlihat oleh pandangan mata musuh atau tersamar layaknya siluman yang bisa menghilang atau berubah wujud. Sebetulnya tuah Keris Nogo Siluman tidak benar-benar membuat pemiliknya bisa menghilang, tapi hanya mengelabuhi atau menyamarkan penglihatan musuh saja sehingga keberadaanya tidak bisa terlihat oleh pandangan musuh. Selain itu, tuah Keris Nogo Siluman juga bisa menghingdarkan pemiliknya dari berbagai masalah. Oleh karena itulah Keris ini juga sering disebut sebagai Keris Pedhut kabut. Setiap nama dhapur Keris pasti memiliki makna tersendiri yang berkaitan dengan tuah dari Keris tersebut. Begitu juga Keris Nogo Siluman, Keris Nogo Sosro dan Keris Nogo Rojo, masing-masing memiliki makna yang juga menggambarkan fungsi atau peruntukannya. Jadi sangat kecil kemungkinannya jika Keris Nogo Sosro yang dibuat untuk wibawa kekuasaan dan pengayoman memiliki tuah seperti Keris Nogo Siluman. Keris Nogo Siluman memang sangat cocok menjadi piandel seorang pejuang seperti Pangeran Diponegoro yang menggunakan taktik perang gerilya. Karena tuah Keris ini memang bisa menyamarkan keberadaan beliau dan pasukannya dari pandangan musuh. Sedangkan tuah Keris Nogo Sosro adalah sebagai sarana untuk menunjang kekuasaan seorang Raja atau pemimpin dan untuk pengayoman. Jadi hampir tidak mungkin jika Keris Nogo Sosro atau Keris Nogo Rojo digunakan sebagai ageman untuk berperang karena fungsi atau tuahnya memang bukan untuk itu. Demikian sedikit informasi tentang perbedaan bentuk dan tuah Keris Nogo Sosro, Nogo Rojo dan Nogo Siluman yang dapat kami sampaikan pada artikel kali ini. Untuk informasi lain seputar benda-benda pusaka, dapat dibaca pada artikel Harta Langit lainnya. Semoga bermanfaat Terima kasih6 Umumnya tingkat kepanasan tersebut tergantung Khodam atau jin di dalamnya. Jika Khodam atau jin di dalam benda pusaka besar, maka akan terasa panas, bergetar, sampai berkeringat.. 7. Jangan lupa untuk segera menggenggam Khodam atau jin apabila telah terasa. Caranya dengan menutup telapak tangan seolah-olah makhluk tersebut memang ada.